Ini Dia Sosok dr Yuswardani, Dokter yang Meninggal usai Divaksin Dosis Ketiga di Sulsel -->

Iklan Semua Halaman

Ini Dia Sosok dr Yuswardani, Dokter yang Meninggal usai Divaksin Dosis Ketiga di Sulsel

Friday, August 27, 2021



Bulukumba, Lalulintaskriminalitas.com
- dr ANDI YUSWARDANI MAKMUR masih sempat mencuci baju sambil bercanda dengan ibunya sebelum meninggal dunia.



Beberapa saat kemudian tubuh sang dokter limbung dan ia ditemukan tersandar ia mengembuskan napas terakhir saat itu juga.


Kejadian pada hari Ahad, 22 Agustus 2021 itu menggegerkan masyarakat Bulukumba.




Pasalnya sebelum meninggal dunia sang dokter dua hari sebelumnya mendapatkan vaksin dosis ketiga.


Menurut salah seorang keluarganya yang tidak mau disebutkan namanya, dokter Yus memiliki riwayat hipertensi.


Sebelum divaksin dokter Yus mengeluh pusing-pusing.


Pada hari Jumat 20 Agustus 2021, saat akan menjalani vaksinasi, tekanan darah dokter Yus naik.


Sehingga vaksinasi dokter Yus ditunda selama beberapa saat hingga tekanan darahnya normal.




Keeesokan harinya, dokter Yus berangkat ke Kabupaten Jeneponto untuk mengikuti sebuah kegiatan di salah satu rumah sakit.


Dokter Yus menyetir mobil sendiri.


Kabar meninggalnya dr Andi Yuswardani Makmur usai disuntik vaksin dosis ketiga sontak viral di media sosial.


Dari informasi yang dihimpun, dr Andi Yuswardani Makmur, Sp. KJ., M.Kes yang akrab disapa dokter Yus adalah seorang dokter ahli jiwa yang bertugas di Rumah Sakit Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba.




Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, dr Ichsan Mustari kepada awak media membenarkan kejadian tersebut, ihwal seorang dokter di Bulukumba yang meninggal dunia usai mendapatkan vaksin dosis ketiga.



dr Ichsan Mustari menyatakan bahwa Dinas Kesehatan Sulsel telah menugaskan Tim Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) untuk melakukan investigasi.


Sejauh ini, menurut dr Ichsan Mustari, belum bisa disimpulkan apakah dokter Andi Yuwardani meninggal dunia akibat vaksin atau ada penyebab lainnya.


“Sebuah tim investigasi dari KIPI kabupaten dan provinsi telah turun,” jelasnya kepada awak media, Rabu 25 Agustus 2021.


Ia menambahkan bahwa pihaknya sedang menunggu hasil investigasi tim KIPI.


“Kita menunggu hasil investigasi KIPI.


Nanti akan ada rekomendasi-rekomendasi akan diberikan KIPI. Kita tahu sendiri ini kan vaksin Covid pertama kali, tentu juga kejadian yang seperti itu tetap menjadi analisis tim untuk melihatnya,” tandasnya.



 


(Wu/Op/Sa/Montt/Detik/PRakyat/Laks).